Seorang anak laki-laki bertanya pada ayahnya
Anak : Ayah, ayah, Allah memberi kita dua mata, dua tangan, dua kaki dan dua telinga, tetapi kenapa Allah hanya memberi kita satu mulut?
Ayah : Oh itu karena Allah sayang sama kita, makanya kita cuman dikasih satu mulut.
Anak : Kok, kalo Allah sayang sama kita, kenapa cuman kasih kita satu mulut aja, nggak dua kayak yang laennya.? Idung aja lubangnya dua Yah bukan satu.
Ayah : Oh itu. Ayah jelasin ya kenapa Allah hanya memberi kita satu mulut dan dua telinga. Allah memberi manusia dua telinga tapi hanya satu mulut karena Allah Tuhan kita, menginginkan agar kita lebih banyak mendengar,
bukan banyak bicara. Apalagi berbicara yang sampai menimbulkan fitnah. Allah itu menginginkan agar kita banyak mendengar Firmannya, kemudian meresapinya dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai bekal kita diakhirat kelak. Allah tidak ingin kita umat manusia merubah Firmannya, untuk disesuaikan dengan keinginan kita yang bertentangan dengan kehendaknya. Nah, yang paling parah dalam menimbulkan fitnah dan merubah-rubah Firman Tuhan itu kan mulut
bukan banyak bicara. Apalagi berbicara yang sampai menimbulkan fitnah. Allah itu menginginkan agar kita banyak mendengar Firmannya, kemudian meresapinya dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai bekal kita diakhirat kelak. Allah tidak ingin kita umat manusia merubah Firmannya, untuk disesuaikan dengan keinginan kita yang bertentangan dengan kehendaknya. Nah, yang paling parah dalam menimbulkan fitnah dan merubah-rubah Firman Tuhan itu kan mulut
Anak : Ohhh, tapi Firman itu apa Yah?
Ayah : Firman itu ajaran-ajaran Tuhan yang disampaikan kepada nabi dan rosul melalui perantara para malaikat sebagai pedoman dan tuntutan manusia dalam berperilaku didunia sekaligus berperilaku langsung kepada Allah. Coba kamu pelajarin, udah berapa banyak fitnah-fitnah dari kelancangan satu mulut saja di dunia ini. Itu udah terjadi dari zaman nabi Adam sampe sekarang ini. Gimana coba kalo mulut manusia dibuat dua.? Allah gak mau manusia masuk neraka cuman gara-gara kesalahan mulut. Allah tau manusia nggak bisa menjaga nafsu mulut.
Anak : Oh gitu ya Yah, berarti itu udah kehendak Allah dan Allah juga sayang banget ya sama kita.
Ayah : Iya dong jelas, makanya kamu harus menjaga omongan yang keluar dari mulutmu. Kamu juga nggak boleh kapok dan harus banyak dengerin nasehat orang tua. Satu lagi, kamu kalo disuruh Mama mu juga nggak boleh menggerutu. Itu bisa jadi dosa loh. Ingat!!! Lidah lebih tajam daripada pisau, karena rasa sakitnya bisa langsung ke hati.
=========================================================================
Itulah rancangan dari ke Mahabesaran Allah, sekaligus takdir yang telah digariskan oleh Nya untuk seluruh umat manusia. Allah memiliki tujuan dan untuk mengetahui tujuan tersebut, Allah menyuruh manusia untuk berfikir.
Qur’an Surat Al-Baqara Ayat 75
أَفَتَطْمَعُونَ أَن يُؤْمِنُوا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيقٌ مِّنْهُمْ يَسْمَعُونَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ مِن بَعْدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمْ يَعْلَمُونَ ﴿٧٥﴾ |
Artinya: Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka merobahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui? (75) |
Qur’an Surat Al-Baqoroh Ayat 181
فَمَن بَدَّلَهُ بَعْدَمَا سَمِعَهُ فَإِنَّمَا إِثْمُهُ عَلَى الَّذِينَ يُبَدِّلُونَهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴿١٨١﴾ |
Artinya : Maka barangsiapa yang merobah wasiat itu, setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang merobahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (181) |
Al-Qur’an Surat Al-Maeda Ayat 41
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ لَا يَحْزُنكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ مِنَ الَّذِينَ قَالُوا آمَنَّا بِأَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِن قُلُوبُهُمْ ۛ وَمِنَ الَّذِينَ هَادُوا ۛ سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ سَمَّاعُونَ لِقَوْمٍ آخَرِينَ لَمْ يَأْتُوكَ ۖ يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ مِن بَعْدِ مَوَاضِعِهِ ۖ يَقُولُونَ إِنْ أُوتِيتُمْ هَـٰذَا فَخُذُوهُ وَإِن لَّمْ تُؤْتَوْهُ فَاحْذَرُوا ۚ وَمَن يُرِدِ اللَّهُ فِتْنَتَهُ فَلَن تَمْلِكَ لَهُ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا ۚ أُولَـٰئِكَ الَّذِينَ لَمْ يُرِدِ اللَّهُ أَن يُطَهِّرَ قُلُوبَهُمْ ۚ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ ۖ وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ ﴿٤١﴾ |
Artinya : Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah" Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. |